Terhubung dengan kami

montenegro

Para pengunjuk rasa memblokir jalan untuk menghentikan penobatan ulama top Montenegro

SAHAM:

Diterbitkan

on

Kami menggunakan pendaftaran Anda untuk menyediakan konten dengan cara yang Anda setujui dan untuk meningkatkan pemahaman kami tentang Anda. Anda dapat berhenti berlangganan kapan saja.

Sebuah truk tiba di blokade demonstran selama protes terhadap penobatan Uskup Joanikije di Cetinje, Montenegro, 4 September 2021. REUTERS/Stevo Vasiljevic
Ambulans mendatangi tempat para demonstran berpartisipasi dalam protes menentang penobatan Uskup Joanikije di Cetinje, Montenegro, 4 September 2021. REUTERS/Stevo Vasiljevic

Beberapa ribu pengunjuk rasa menggunakan ban, batu dan kendaraan untuk memblokir jalan menuju kota Cetinje di barat daya Montenegro pada Sabtu (4 September) dalam upaya untuk menghentikan Gereja Ortodoks Serbia mengadakan upacara penobatan untuk ulama barunya, tulis Ivana Sekularac dan Stevo Vasiljevic, Reuters.

Protes tersebut mencerminkan ketegangan di negara Balkan, yang masih sangat terpecah atas hubungannya dengan Serbia, dengan beberapa menganjurkan hubungan yang lebih dekat dengan Beograd dan yang lainnya menentang aliansi pro-Serbia.

Montenegro meninggalkan persatuannya dengan Serbia pada tahun 2006 tetapi gerejanya tidak mendapatkan otonomi dan tetap berada di bawah Gereja Ortodoks Serbia, menjadikannya simbol bagi beberapa pengaruh Serbia.

Penentang penobatan Joanikije II ke posisi ulama tertinggi, yang dikenal sebagai Metropolitan Montenegro dan Uskup Agung Cetinje, menerobos barikade polisi pada hari Sabtu, mengambil kendali jalan menuju kota.

Pada satu titik polisi menggunakan gas air mata tetapi ini gagal membubarkan para pengunjuk rasa yang mengatakan mereka akan menahan barikade sepanjang malam.

Para pengunjuk rasa juga merobohkan pagar yang dipasang polisi di sekitar biara di Cetinje di mana penobatan seharusnya dilakukan pada Minggu pagi.

"Kami berada di barikade hari ini karena kami muak dengan Beograd yang menyangkal negara kami, dan memberi tahu kami apa hak agama kami," kata pemrotes Andjela Ivanovic kepada Reuters. "Semua objek keagamaan (gereja) yang dibangun di Montenegro adalah milik orang-orang di sini dan negara bagian Montenegro."

iklan

Sebaliknya, di ibu kota Podgorica, ribuan orang berkumpul untuk menyambut Patriark Serbia yang tiba pada Sabtu sore. Tak satu pun dari pejabat gereja berbicara tentang kemungkinan memindahkan tanggal atau tempat upacara penobatan.

Bagikan artikel ini:

EU Reporter menerbitkan artikel dari berbagai sumber luar yang mengungkapkan berbagai sudut pandang. Posisi yang diambil dalam artikel ini belum tentu milik Reporter UE.

Tren