EU
#Sudan - Tidak ada justifikasi untuk kekerasan terhadap demonstran damai
Setidaknya 35 pengunjuk rasa damai tewas di Sudan ketika pasukan keamanan Sudan membersihkan kamp-kamp protes di dekat markas tentara di Khartoum pada Juli 3, 2019, tulis David Kunz dari Reporter Uni Eropa.
Protes terjadi setelah digulingkannya mantan presiden Omar al-Bashir pada bulan April. Dewan Militer Transisi (TMC) Sudan mengambil alih kekuasaan setelah ini. Kemarin, TMC mengusulkan rencana untuk mengadakan pemilihan dalam waktu sembilan bulan.
Kelompok-kelompok paramiliter menembaki demonstran sipil pro-demokrasi yang menolak usulan TMC. Para pengunjuk rasa Demokrat percaya rakyat harus memimpin transisi untuk pemerintahan baru Sudan.
Pada hari Senin, Komisi Uni Eropa meminta para pemimpin militer Sudan untuk mengizinkan orang-orang memprotes secara damai dan mendesak pemindahan kekuasaan yang cepat kepada warga sipil.
"Kami membantu pemerintahan transisi militer dan menekankan bahwa orang harus memiliki hak untuk berdemonstrasi secara damai tanpa menjadi sasaran kekerasan," kata Maja Kocijančič, juru bicara urusan luar negeri UE.
"Setiap keputusan untuk mengintensifkan penggunaan kekerasan hanya dapat menggagalkan proses politik," kata Kocijančič.
Perwakilan Tinggi Frederica Mogherini telah berulang kali menekankan bahwa UE akan memberikan dukungan politik dan ekonomi begitu transisi ini dilakukan secara damai.
"Kami belum memberikan dukungan keuangan langsung kepada pemerintah Sudan di masa lalu, dan ini juga tidak berubah," kata Kocijančič.
Bagikan artikel ini:
-
Tembakauhari 4 lalu
Peralihan dari rokok: bagaimana perjuangan menuju bebas rokok dimenangkan
-
Azerbaijanhari 5 lalu
Azerbaijan: Pemain Kunci dalam Keamanan Energi Eropa
-
China-Uni Eropahari 5 lalu
Mitos tentang Tiongkok dan pemasok teknologinya. Laporan UE yang harus Anda baca.
-
Bangladeshhari 3 lalu
Menteri Luar Negeri Bangladesh memimpin perayaan Kemerdekaan dan Hari Nasional di Brussels bersama warga negara Bangladesh dan teman-teman asing