Terhubung dengan kami

Estonia

Rusia menggelar konser Hari Kemenangan untuk orang Rusia Estonia

SAHAM:

Diterbitkan

on

Kami menggunakan pendaftaran Anda untuk menyediakan konten dengan cara yang Anda setujui dan untuk meningkatkan pemahaman kami tentang Anda. Anda dapat berhenti berlangganan kapan saja.

Setelah Estonia melarang perayaan Hari Kemenangan Soviet, beberapa ratus orang di kota Narva yang berbahasa Rusia menyaksikan perayaan di seberang sungai yang memisahkannya dari Rusia.

Sebuah panggung besar dan layar didirikan di dekat sungai di Rusia, 200 meter (219 yard) dari kawasan pejalan kaki sungai tempat orang berkumpul dengan teropong dan bunga dan bertepuk tangan mengikuti musik.

Ribuan orang akan berkumpul di Narva setiap tahun pada tanggal 9 Mei, ketika Rusia merayakan Hari Kemenangan Soviet untuk menandai akhir Perang Dunia Kedua di Eropa, tetapi acara tersebut dilarang setelah Rusia menginvasi Ukraina tahun lalu, dan monumen perang Soviet dipindahkan dari kota.

Pemerintah di Estonia, seperti negara Baltik lainnya di Latvia dan Lituania, melihat kemenangan Soviet pada tahun 1945 sebagai pembaharuan pendudukan brutal atas tanah mereka, yang dianeksasi ke dalam Uni Soviet pada tahun 1940. Sekarang menjadi anggota NATO dan Uni Eropa, mereka adalah di antara pendukung paling setia Ukraina dan kritikus Rusia.

Pertemuan publik yang terorganisir dilarang di Estonia selama 9 Mei, dan tampilan publik simbol patriotik Rusia seperti pita oranye dan hitam St. George dilarang dengan ancaman denda hingga 1,200 euro ($ 1,316).

Sebuah spanduk besar bertuliskan "Putin – Penjahat Perang", yang menggambarkan wajah presiden Rusia yang berlumuran darah, digantung di dinding kastil Narva menghadap panggung konser.

Polisi Rusia meminta rekan Estonia mereka untuk menghapusnya, tetapi ditolak, kata Kalmer Janno, Kepala Polisi Komunitas di Kantor Polisi Narva.

iklan

"Ini perayaan kami, dan tentang ayah kami dan kakek kami. Kami mengenang kakek kami. Bagaimana kami tidak bisa datang?", kata Irina, 62, saat mengamati konser di atas panggung di Rusia, yang didekorasi dengan pita St. George warna.

"Ini adalah perayaan yang sakral, untuk semua orang. Sayang sekali Estonia tidak merayakannya tahun ini," tambahnya.

Beberapa orang yang menikmati konser Rusia mengatakan mereka tidak ingin tinggal di pihak Rusia. "Saya tinggal di sini selama 50 tahun, tanah air saya ada di sini," kata Nelli, 75 tahun.

Bagikan artikel ini:

EU Reporter menerbitkan artikel dari berbagai sumber luar yang mengungkapkan berbagai sudut pandang. Posisi yang diambil dalam artikel ini belum tentu milik Reporter UE.

Tren